Dulu sewaktu SMA saya pernah beropini bahwa semua di dunia ini dapat dijelaskan: mengapa bumi bulat, mengapa tembok itu kuat, mengapa matahari sangat terang, dll. Teringat saat itu, hari ini saya berpikir lagi nyata-nyatanya itu keliru. Bagaimana kalau Anda dihadapkan pada pertanyaan mengapa Anda lahir sebagai laki-laki/perempuan? Mengapa Anda lahir di Indonesia? Mengapa Anda yakin orang tua Anda adalah benar-benar orang tua Anda?
Toh kalau Anda bisa menjawab tiap pertanyaan di atas, pasti tidak akan ada habisnya karena setiap jawaban Anda bisa dikejar dengan pertanyaan-pertanyaan lanjutan. Ini masalah otak, logika, seolah kalau kita bisa menjawab setiap pertanyaan dengan penjelasan kita yang terkesan profesional, kita merasa lebih, merasa wah, merasa bisa, merasa segalanya lebih dari orang lain. Namun itu hanya sebatas otak belaka. Sedangkan manusia ini dikatakan mulia karena punya hati. Anda tidak bisa memuaskan setiap orang yang bertanya "Anda ini siapa?" atau "Anda ini apa?" Tidak dapat dipungkiri, kita pun tidak bisa dengan tepat menjelaskan diri kita sendiri. Walaupun kita sudah merasa tepat menjelaskan diri kita, namun untuk apa kalau hanya kita yang merasa tepat. Setelah sampai di sini lalu apa sebenarnya yang lebih penting? Yang lebih penting adalah penghayatan kita. Otak hanya akan membuat kita berdebat dengan orang lain ketika kita ngotot dengan pendapat kita saat dihadapkan dengan suatu pertanyaan yang tidak punya jawaban pasti. Setiap orang unik. Maka saya sadar bahwa tidak semua hal itu bisa dan butuh dijelaskan. Ilmu pengetahuan pun tidak dapat secara total menjelaskan segala rahasia ilahi yang ada pada manusia. Apalagi kita yang hanya debu di kaki Sang Pencipta. Jadi tidak perlu bingung ketika Anda diminta menjelaskan apa itu cinta, mengapa Anda mencintai, mengapa Anda dicintai. Mungkin tulisan ini masih terlalu abstrak, namun pada intinya sampai kapanpun diri kita tidak akan cukup untuk merangkum dunia apalagi merangkum Sang Pencipta. Jangan lupa bersyukur untuk hal sekecil apa pun! Just try and try, you will find the best result in your weakness...
Best regards,
Prin Pujianto
No comments:
Post a Comment