Inti dari percakapan teman saya yang buat saya menarik itu kurang lebih demikian:
Orang pandai itu kalah dengan orang beruntung, orang beruntung itu kalah dengan orang pandai bicaraNah, kesimpulan di atas sudah saya terjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia yang baik dan benar *halah --> sebenarnya dalam Bahasa Jawa. Terdapat sebuah pandangan yang mungkin diterima dan disetujui beberapa pihak tapi kita harus hati-hati memahaminya. Biasanya orang yang berpendapat seperti kesimpulan di atas memiliki pengalaman tersendiri di mana ia melihat sendiri, mendengar atau sekedar tahu bahwa seseorang yang dulunya biasa saja, tidak pandai, tapi bisa hidup sukses, bisa mengerjakan apapun dengan mudah, harta melimpah, istri cantik, dll, dengan kata lain dia "beruntung". Atau melihat orang yang selalu beruntung, tiba-tiba tidak bisa bertingkah ketika ada orang yang "pandai bicara" beraksi, karena mungkin dia bisa melakukan apapun karena beruntung. Dan yang lebih parah, melihat orang yang dulunya pandai malah sekarang tidak jadi apa-apa dan tidak punya apa-apa.
Sampai di sini apakah Anda berpendapat tidak perlu pandai untuk meraih tujuan? Anda salah! Semua manusia pada dasarnya diciptakan pandai semua, tapi karena banyak faktor jadi kepandaiannya tidak sama. Karena beragamnya kepandaian ini, muncul pandangan seperti di atas. Jadi selain kerja dan nasib, Anda perlu melengkapi kepandaian Anda dengan soft skill dan pastinya didukung dengan doa yang kuat. Karena sebenarnya keinginan tercapai dari 99% keyakinan kita bisa mencapainya. Just try and try, you will find the best result in your weakness...
Best regards,
Prin Pujianto
Sekedar tambahan : tanamkanlah kebaikan dalam diri masing2 orang, kelak kebaikan itu akan kembali pada kita sendiri. Itulah kenapa seseorang yang bodoh terlihat beruntung daripada orang pandai sekalipun.
ReplyDeletesip, terima kasih buat tambahannya. jangan pelit berbagi ilmu
ReplyDelete